LOGO-AK

Melalui lembaran buku atau melalui ceramah dan video-video spiritual, Anand Krishna selalu menagaskan tentang pentingnya makanan. Karena apa yang dimakan bisa mempengarhui pikiran seseorang, makanan akan mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

Melalui video yang berjudul “Menetralisir Dampak Zaman Kali Yuga melalui Makanan (by Swami Anand Krishna)Beliau menjelaskan secara mendetail tentang dampak makanan terhadap seseorang.

 

 

Kita semua hidup dalam satu masa yang disebut kali Yuga. Kali yuga ini berarti segala sesuatu dalam masa ini, dikuasai oleh uang, oleh harta, oleh korporasi. Oleh pedagang, oleh pengusaha. Bagaimana membebaskan diri kita dari pengaruh yang negatif, karena kita semua butuh uang. Kita butuh uang, butuh hidup tapi bagaimana caranya agar tidak memikirkan uang melulu. Tidak selalu hanya memikirkan uang saja. Apakah mungkin atau tidak mungkin?

Lagu tadi mengatakan mungkin. Kita butuh materi tapi tidak menjadi materialis. Caranya kita selalu berfokus pada kemuliaan, ketuhanan, dalam diri. Kita bekerja selalu fokus kita pada kemuliaan dalam diri.

Makanan yang kita makan ini penting sekali. Pengaruh dari makanan itu penting sekali. Di Indonesia sampai dengan 50-60 tahun yang lalu, kebanyakan kita masih masak di rumah. Tidak makan di restoran melulu. Di Barat pun 70-80 tahun yang lalu, masih makan di rumah. Dulu kalau kita lagi travelling, kita lagi jalan ke mana atau di rumah tidak bisa masak karena suatu hal, baru kita ke restoran.

Kita maakan di rumah, sudah makan 1 piring nasi, yang memasak ibu, kita minta kepada ibu, ibu saya masih lapar, boleh minta lagi? Ibu dengan senang hati memberikan.

Kalau di restoran minta tambah bagaimana? Bayar dulu. Di luar kalau kita makan di restoran. Tujuan restoran apa? Tujuannya cari uang kan? Mereka tidak masak penuh cinta, tidak penuh kasih. Kalau di rumah ibu kita masak dengan penuh cinta penuh kasih. Di restoran tujuan mereka bukan penuh cinta, bukan penuh kasih.

Kalau kita makan, masakan yang dimasak dengan penuh cinta. Vibrasi cinta yang kita peroleh. Kita makan masakan yang hanya untuk mencari uang, vibrasi materialistik yang kita peroleh. Pilihan di tangan kita.

Mau bagaimana? Mendingan makan 2 kali saja. Pagi masih bisa masak, sore masih bisa masak, daripada makan 3 kali, dan makan masakan di restoran, yang hanya dimasak untuk mencari uang. Kalau kita ke ashram, di manapun ashram di India. Sambil memasak, para tukang masak menyanyikan bhajan. Sambil masak itu feelingnya adalah mempersembahkan, masakan ini kepada Hyang Widhi. Kepada Tuhan. Masakan itu menjadi sangat luar biasa. Menjadi prasadam, lungsuran. Jadi makan apa pun di ashram itu minum air pun itu adalah prasadam. Lungsuran yang sudah diberkati.

Itulah mengapa untuk menghilangkan, mengeliminasi, dengan cara itu kita bisa bebas dari pengaruh Kali Yuga. Makanan penting sekali. Jaga makanan, jadi anak-anak di sini kalau sudah menjadi besar, ingat kalau mau anak-anak kalian mu tetap spiritual, tidak materialis, berikan makanan yang dimasak sendiri. Lebih bagus masak pagi satu kali masak 2 macam, 3 macam masakan dan dimakan sepanjang hari. Walau baiknya masak langsung dimakan, tapi kalau nggak punya waktu, lebih bagus begitu dari pada makan di luar.

Karena makanan ini pengaruhnya nggak bisa dihilangkan dengan cara lain. Kalau makanan sudah materialis, pengaruh luar juga materialis, bertambah vibrasi-vibrasi materialis. Jaga-jaga dengan makanan. Sambil masak ibu-ibu di rumah, bapak-bapak yang suka masak, jangan ngoceh, jangan menggerutu. Sambil masak itu kalau perlu pasang tape di sana. Sekarang mp3 kan murah. Seratus, seratus dua puluh lima ribu dapat. Pasang tape lagu-lagu bhajan, pujian kepada Tuhan. Ibu-ibu coba coba perhatikan kalau anaknya kurang rajin atau tertinggal pelajarannya, dengan cara itu dalam 2-3 bulan anak akan lebih rajin di sekolah. Impact dari pengaruh masakan pun dalam 2-3 bulan sudah langsung akan kelihatan.

 

Sebuah Kisah Untuk Renungan

Ada seorang anak kecil usia sekitar 12 tahun yang setiap hari melihat kedua orangtuanya melakukan persembahan pada altar yang dilengkapi pratima dari Ishta Devata. Ada air, pelita yang selalu hidup, dupa, dan buah-buahan atau bunga-bungaan.

Ayahnya minta dia membeli sesisir pisang raja dengan uang seharga pisang tersebut. Sang anak membeli pisang raja dan segera pulang. Dia tahu pisang tersebut akan diletakkan di atas altar dan setelah acara doa selesai pisang tersebut akan dimakan bersama sebagai prasadam.

Dalam perjalanan pulang, sang anak melihat seorang ibu dan anaknya, bocah yang berusia 5 tahun kelaparan. Sang bocah berlari ke arahnya karena melihat dia menenteng sesisir pisang raja. Sang ibu malu dan berupaya menangkap bocah itu, tapi mereka berdua ambruk karena kelaparan.

Sang anak tersentuh dia memberikan pisang raja tersebut kepada mereka berdua dan juga memberikan juga air dalam botol yang dibawanya. Sang ibu mengucapkan terima kasih, dan meneteskan air mata karena terharu.

Sang anak segera pulang ke rumah dan ketika sang ayah bertanya mana pisang raja yang telah dibelinya, dia mengatakan telah dia berikan kepada seorang ibu dan bocah yang kelaparan.

Sang ayah bangga terhadap anaknya dan berkata, “Kemarin saya bercerita tentang pemuda yang selalu mengingat Gusti Pangeran dengan membaca japa mantra dan berbagai latihan meditasi. Tindakan itu disebut personal sadhana, sadhana pribadi, masih ada motif, kepentingan pribadi di dalam tindakan itu, misalnya ingin ketenangan dan kedamaian dan kebahagiaan. Sekarang sudah waktunya saya berkisah tentang karma yoga. Personal sadhana adalah seperti menanam benih dan merawatnya sampai benih tersebut menjadi pohon. Apabila sudah menjadi pohon yang besar, dirinya sudah dapat memberi keteduhan pada makhluk yang berada di bawahnya dan juga memberikan buah-buahnya kepada makhluk yang membutuhkannya.”