LOGO-AK

Anand Krishna tokoh spiritual Indonesia yang juga penulis produktis, semenjak sembut dari penyakit kanker darah. Anand Krishna mendedikasikan hidupnya untuk berbagi kesadaran melalui praktek meditasi dan Yoga.

Di dalam salah satu buku, yaitu “Bhaja Govindam: Nyanyian Kebijaksanaan Sang Mahaguru Shankara”. Beliau menjelaskan tentang jalan keluar dari keterikatan, berikut ini adalah kutipannya:

 

 

Lewat bait ini Shankara menawarkan solusi. Ia menunjukkan jalan keluar dari keterikatan. Lagi-lagi ia tidak menasihati Anda untuk meninggalkan pasangan hidup, anak dan keluarga. Ia hanya mengajak Anda untuk melihat kebenaran di balik hubungan-hubungan itu. Shankara mengajak kita untuk melakukan Tattvam Chintaya.. “Contemplate on the Essence”, kata dia. Coba perhatikan hakikat. Di balik hubungan kita dengan dunia masih ada hubungan lain, yaitu hubungan kita dengan Ia yang Menghadirkan Dunia ini—hubungan inti dengan Dia yang berada di balik semua hubungan.

Hubungan kita dengan dunia saat kelahiran sangat minim. Satu-satunya hubungan penting saat itu hanyalah hubungan dengan ibu, atau dengan siapa saja yang berperan sebagai ibu. Perekat kita dengan dunia saat itu hanyalah kasih ibu. Kemudian kita menambah perekat-perekat baru. Akhirnya terperangkap oleh perekat-perekat ciptaan kita sendiri. Adakah kebenaran di balik perekat-perekat ini? Adakah sesuatu yang lain, sesuatu yang lebih berarti, bermakna di balik hubungan –hubungan kita yang semu? Orang tua bisa wafat, pasangan hidup bisa menceraikan, anak dan saudara bisa pisah rumah.kawan bisa berubah menjadi lawan. Is there anything more to life?.

Apa yang terjadi bila aku meninggal? Rumahku yang mewah, kendaraanku, tabunganku, usahaku—semoga anak-anakku dapat merawat, memelihara, memperbanyak. Dalam keadaan sekarat pun pikiran seperti itu yang muncul. Harta, uang, fulus… sepanjang umur itu saja yang kita pikirkan. Saat mati pun pikiran yang sama yang muncul. Bila harta kekayaanmu dapat membahagiakan dirimu, kenapa kau begitu sedih saat meninggalkannya? Kenapa tidak membawanya ke alam sana? Tidak bisa kan? Lalu apa arti tabunganmu selama ini? Masih untung bila kau sempat menikmati harta itu semasa hidupmu. Masih untung bila kau sempat hidup nyaman dengan apayang kau miliki…. Silakan menabung. Silakan beli properti, silakan berinvestasi. Asal tahu bahwa semua itu tidak membahagiakan. Tidak ada kebahagiaan yang dapat kau peroleh dari semua itu.

 

Kisah Untuk Bahan Renungan

Dikisahkan seseorang yang mempunyai 3 teman istimewa. Dia selalu memperhatikan dan melayani ketiga temannya. Pada suatu ketika, dia harus menghadapi pengadilan sebagai akibat dari kesalahan tindakannya.

Dia pergi ke teman pertama minta bantuannya. Teman pertama mengatakan bahwa dirinya tidak mau dikait-kaitkan dengan kejahatan yang dilakukan olehnya. Dia menolak menjadi saksi ahli yang meringankannya.

Teman kedua didatangi dan diminta bantuannya. Teman kedua mengatakan bahwa dia akan mengantarkan dia sampai ke gedung pengadilan, akan tetapi dia tidak mau menjadi saksi yang dapat memperingan tuntutannya.

Adalah teman ketiga yang ketika diminta bantuannya segera menanggapi, “Ya, masalahmu adalah adalah masalah saya. Saya akan membantu dengan cara apa pun.” Teman ketiga adalah teman terbaik.

Kita juga memiliki 3 teman seperti demikian dalam kehidupan kita. Pada saat menjelang kematian datang menjemput, kita masih memiliki 3 teman tersebut. Teman pertama, harta kekayaan dan kedudukan kita tidak akan menemani kita. Teman kedua, rekan dan keluarga kita akan datang ke pemakaman atau upacara kremasi tubuh kita, tapi akan kembali ke rumah mereka. Hanya tindakan baik dan tindakan buruk kita yang akan menemani kita.

Kelahiran kita berikutnya akan diprogram sesuai dengan perbuatan yang telah kita lakukan. Agar kita tetap baik, kita harus menjaga dharma (kebenaran) yang bersifat sanatana (abadi), sedangkan segala sesuatu termasuk tubuh kita dapat berubah membusuk dan mati.